Tanaman kopi merupakan komoditi ekspor
yang cukup menggembirakan karena mempunyai nilai ekonomis yang relatip tinggi. Tanaman ini merupakan tanaman
perkebunan yang produknya banyak diminati penduduk dunia, termasuk penduduk
indonesia.
Beberapa daerah menjadikan kopi
sebagai ciri khas dan ikon yang patut untuk dibanggakan seperti Gayo Mountain Coffee dari dataran tinggi
Takengon, Aceh Tengah; Mandheling dan
Lintong Coffee dari Sumatera Utara; Java Coffee dari dataran tinggi Ijen,
Jawa Timur; Toraja/Kalosi Coffee dari
dataran tinggi Toraja, Sulawesi Selatan; Bali
Coffee dari dataran tinggi Kintamani, Bali; Flores Coffee dari dataran tinggi Manggarai, Nusa Tenggara Timur;
dan Balliem Highland Coffee dari
dataran tinggi Jaya Wijaya, Irian Jaya. Di samping itu di Indonesia juga
dikenal Kopi Luwak yang dihasilakn dari berbagai daerah pertanaman kopi.
Tanaman kopi berasal dari benua
Afiika, dan dapat tumbuh dimana saja di daerah tropis, kecuali pada daerah yang
tertalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin. Orang yang pertama
memanfaatkan tanaman kopi sebagai bahan minuman adalah bangsa Arab, selanjutnya
menyebar secara luas di Timur Tengah sekitar tahun 1510, dan mulai dikenal di
Eropa pada tahun 1615 di Venesia. Masuk ke Indonesia (Jawa)
sekitar tahun 1696, dan telah menjadi tanaman perdagangan sejak tahun 1699. Bibit
kopi yang pertama ditanam tersebut dari jenis kopi varitas typlca yang sekarang
dikenal sebagai kopi Arabika var. arabika.
Akibat adanya serangan penyakit daun Hemileia
vastatrix yang menghacurkan sebagian besar tanaman kopi arabika di Indonesia, pada tahun 1875 di datangkan jenis lain yakni Liberika (salah satu
jenlsnya yang bertahan di Indonesia adalah Excelsa) yang dtanggap tahan, namun
kenyataanya juga peka. Selanjutnya pada tahun 1900 didatangkan lagi jenis lain,
yakni kopi Canephora, yang lebih dikenal dengan nama kopi Robusta.
Pada awal abad ke XX Indonesia merupakan penghasil kopi yang bermutu baik, yang dikenal dengan Java Caffea dari jenis Arabika, namun saat ini sebagian besar tanaman kopi di Indonesia (95 %) didominasi oteh jenis kopi Robusta
ASPEK BOTANI
1. Sistimatika
Divisio : Spermatophyta
Klas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Rubiales
Famili
: Rubiaceae
Genus
: Coffea
Spesies
: Coffea
arabica
C. canephora
C. liberica
2. Deskripsi Tanaman
Tanaman kopi memiliki akar tunggang
lurus ke bawah, pendek dan kuat dengan panjang 45 - 50 cm, serta memiliki 4-8
buah akar samping yang tumbuh ke bawah sepanjang 2-3 m. Sebagian akar samping
tumbuh horizontal sepanjang 1-2 m, menyebar pada kedalaman ± 30 cm.
Bentuk percabangan pada tanaman kopi
ada dua macam:
(1) Cabang orthotroph, tumbuh tegak atau
vertikal, dapat berfungsi menggantikan kedudukan batang, disebut juga cabang
air, tunas air, wiwilan.
(2)
Cabang plagiotroph, tumbuh ke samping,
horizontal, disebut juga cabang buah, tempat keluar bunga/buah.
Tanaman kopi juga memiliki dua bentuk
mata atau kuncup, yakni:
(1)
Mata kuncup atau kuncup reproduksi: terdapat 4 - 5 mata, terletak pada ketiak
daun; akan tumbuh menjadi cabang orthotrop, bisa menggantikan batang pokok.
(2)
Kuncup legitium atau kuncup tunas primer: hanya ada 1 mata sehingga hanya
tumbuh satu kali, terletak di atas mata reproduksi; tumbuh menjadi cabang
plagiotrop, merupakan cabang primer, tempat tumbuhnya bunga/buah.
Daun berbentuk bulat telur, ujung
meruncing sampai bulat. Duduk daun pada batang/cabang orthotrop berselang
seling sedangkan pada ranting/cabang plagiotrop berada pada satu bidang yang
sama.
Bunga/buah
muncul pada cabang primer atau cabang sekunder secara berkelompok. Tiap ketiak terdiri
dari 3 - 4 keiompok, dengan 4 - 6 kuntum per kelompok. Dari bunga sampai buah 7
- 9 bulan. Buah muda berwarna hijau, setelah tua kuning dan berubah merah
ketika masak.
1. Pengelompokan
jenis
Pada garis besarnya tanaman kopi
terdiri dari tiga jenis/varitas yaitu :
(1)
Kopi Arabika (Coffea arabica), dibedakan
lagi menjadi: Jenis Bourbon, Catura, Marago, Pasumah, Congensis,
(2)
Kopi Canephora/Robusta (Coffea canephora), dibedakan lagi
penjadi: Denis Congesta, Uganda, Quillo
(3)
Kopi Liberika/Excelsa (Coffea liberica),
dibedakan lagi menjadi: Jenis Abeokutae, Klainei, Dewevrei. Excelsa, Dybrowskii.
Ciri-ciri umum ketiga jenis tersebut
sebagai berikut:
Arabika
|
Robusta
|
Liberika
|
|
Pohon
|
ramping, tinggi bisa 5 m
|
tegak ke atas, lebih tinggi dari
arabika
|
besar, tinggi bisa lebih dari 10 m
|
Daun
|
kecil, halus, dan mengkilat
|
besar, bergelombang
|
besar, mengkilat
|
Cara penyerbukan
|
sendiri
|
silang
|
silang
|
Umur mulai berbunga
|
± 4 tahun
|
± 3 tahun
|
± 4 tahun
|
Pemasakan buah
|
6 - 8 bulan
|
8-11 bulan
|
8-11 bulan
|
Ukuran buah
|
lebih besar
|
lebih kecil
|
besar, biji kecil
|
Aroma
|
kurang tajam
|
tajam
|
kurang tajam
|
Cara perbanyakan
|
generatif
|
generatif dan vegetatif
|
generatif dan vegetatif
|
Ketahanan terhadap karat daun
|
peka
|
tahan
|
peka
|
PERSYARATAN
TUMBUH
Tanaman kopi tumbuh baik pada daerah 20° LU sampai 20°
LS. Sebagian besar daerah kopi di Indonesia terletak antara 0° - 10° LS
(Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, dan Sulawesi Selatan) dan sebagian
kecil terletak antara 0° - 5° LU ( Aceh dan Sumatera Utara).
Persyaratan tumbuh
|
Robusta
|
Arabika
|
Liberika
|
Iklim
|
Kopi Liberika dapat tumbuh di
dataran rendah dan beriklim panas maupun basah, tidak menuntut tanah yang
subur dan pemeliharaan yang istimewa
|
||
Kisaran elevasi
(optimum)
|
0 -1700 m
(300 - 800 m)
|
500 - 2000 m
(1000 -1750 m)
|
|
Temperatur
|
21 - 24 °C
|
17 – 21 °C
|
|
Curah hujan
|
1250 - 2500 mm
|
1500 - 2250 mm
|
|
Tanah
|
|||
Struktur
|
baik dan gembur
|
baik dan gembur
|
|
Kadar bahan. organik
|
3 %
|
3 %
|
|
Tata udara dan air tanah
|
baik
|
baik
|
|
Derajat keasaman
|
5,5 - 6,5
|
5,5 - 6,5
|
Tanaman kopi memerlukan masa agak
kering seiama ± 3 bulan yang diperlukan bagi pembentukan primordia bunga,
pembungaan dan penyerbukan. Perbedaan tipe curah hujan suatu daerah akan
mempengaruhi rendemen kopi, pada daerah yang kering, rendemen kopi biasanya
lebih tinggi.
PERSIAPAN
LAHAN
Persiapan lahan adalah kegiatan
penyediaan tempat untuk tanaman kopi supaya dapat tumbuh dengan balk di lahan
pertanaman.
Lahan yang bisa dipergunakan bisa
berasal dari lahan bukaan baru; bekas tanaman kopi (peremajaan); bergantian
antara tanaman kopi dengan tanaman lain (rotasi), dan bekas tanaman lain yang
diganti dengan kopi secara permanen (konversi).
Pada dasarnya kegiatan persiapan lahan
pada asal lahan tersebut tidak jauh berbeda, meliputi:
1. Pembukaan
lahan
Pembukaan lahan bertujuan untuk
membersihkan lahan dari seluruh bagian tanaman yang telah ada sebelumnya.
Biasanya dilakukan dengan cara memotong, menebang dan mendongkel seluruh bagian
tanaman, kemudian dilanjutkan dengan pembersihan sisa-sisa tanaman yang ada di
permukaan tanah.
2. Pengajiran
dan pembuatan teras
Pengajiran dan pembuatan teras
ditujukan untuk memperoleh kebun kopi yang baik dan teratur sesuai dengan
rencana. Dengan adanya teras maka tanah dan air bisa tebih awet penggunaannya
sehingga tanaman dapat tumbuh dengan subur. Macam teras dan pembuatannya
disesuaikan dengan kemiringan tanah, dipilih teras bangku, teras individu atau
teras guludan.
3. Penanaman
tanaman pelindung
Penanaman tanaman pelindung bertujuan
untuk melindungi tanaman kopi dari berbagai keadaan yang kurang menguntungkan. Tanaman
pelindung harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) berakar dalam agar
tidak bersaing dalam pengambilan air dan unsur hara; (2) percabangan mudah diatur
secara berkala; (3) ukuran daun relatif kecil dan tidak mudah rontok; (4) tidak
menjadi tanaman inang hama dan penyakit kopi; (5) menghasilkan banyak bahan
organik; (6) termasuk jenis leguminosae.
Jenis tanaman pelindung terdiri dari
pelindung sementara dan pelindung tetap. Pelindung sementara ditanam dalam
barisan dengan jarak 2 - 4 m atau mengikuti kontur. Jenis naungan sementara: Flemingia congesta, Crotolaria anagyroides, Tephrosa
candida. Naungan sementara ditanam sebetum pelindung tetap dapat berfungsi.
Jenis naungan tetap yang banyak
dipakai di Indonesia adalah Leucenia spp,
Albizia sp, Erythrina sp, dan Gliricidia.
Jarak tanam yang digunakan 2 m x 2,5 m, dan setelah besar diperjarang menjadi 4
m x 5 m (Leucenia) dan 10 m x 10 m (Albizia).
PEMBIBITAN
Bahan tanaman kopi adalah benih dan
entres yang dianjurkan dan bisa diperoleh dari produsen yang ditunjuk melalui
SK Menteri Pertanian. Benih kopi adalah biji kopi yang memenuhi persyaratan
yang berasal dari pohon induk yang dianjurkan, sedangkan entres adalah bahan
tanaman berupa cabang muda yang digunakan sebagai batang atas dalam
penyambungan.
Tanaman kopi robusta dapat diperbanyak
secara generatif maupun vegetatif, sedangkan kopi arabika biasanya diperbanyak
secara generatif.
1. Perbanyakan
generatif
Perbanyakan generatif adalah
perbanyakan tanaman dengan menggunakan benih yang disemai dalam bedengan
pesemaian.
Benih diambil dari kebun yang diketahui mutunya (produksi tinggi, tahan
hama dan penyakit), dari kebun biklonal. Buah dipilih yang masak, bentuk
normal, dan tidak cacat. Penyimpanan tidak lebih dari 3 bulan.
Tempat pesemaian dibuat pada lahan
yang datar, tanahnya gembur, tata udara dan tata air baik , serta bebas
nematoda dan cendawan akar, Diusahakan dekat dengan pembibitan dan daerah
pertanaman, serta mudah untuk melakukan pengawasan.
Tanah dicangkul kemudian dibersihkan
dari sisa-sisa akar tanaman dan rumput. Bedengan dibuat arah Utara-Selatan,
lebar 80 - 120 cm, panjang menurut kebutuhan, Bedengan ditinggikan ± 20 cm
menggunakan tanah subur dan gembur, di atasnya ditambahkan lapisan pasir halus
± 5 cm, pingginya diberi penahan dari bambu atau batu bata.
Unuk mencegah nematoda dilakukan
fumigasi dengan Vapam (100 ml/10 L air) untuk setiap m2, kemudian ditutup
plastik seiama 7 hari, setelah dibuka dibiarkan selama 7 hari. Bedengan diberi
atap/naungan berupa alang-aiang, daun tebu, daun kelapa dsb., tinggi bagian
barat 120 cm, sebelah timur 180 cm.
Sebelum benih disemai, bedengan
disiram air sampai jenuh. Penyemaian benih dilakukan dengan membenamkan benih
sedalam ± 0,5 cm dengan jarak antara benih 3 cm x 5 cm, permukaan benih yang
rata menghadap ke bawah. Di atas benih
ditutup dengan potongan jerami atau alang-alang kering agar tetlindung dari sengatan
matahari atau curahan air siraman. Setiap hari bedengan disiram air (kecuali
ada hujan), dengan menggunakan gembor;
Bibit yang telah mencapai stadium
kepelan (umur 2,5 - 3 bulan setelah penyemaian) kemudian dipindahkan ke tempat
pembibitan. Pembibitan dapat dilakukan dalam bedengan tanah atau dalam kantong
ukuran 30 x 40 cm, lokasi pembibitan dipilih seperti untuk pesemaian.
Cara
Membuat Pembibitan
a) Bedengan
Tanah
Tanah diolah sedalam ± 60 cm, kemudian
dibuat bedengan dengan lebar ±120 cm, dan panjang sesuai kebutuhan, jarak
bedengan ± 30 cm. Di atas bedengan dibuat naungan setinggi 2 m dengan kerangka
bambu dan atap alang-alang/daun kelapa. Bibit kepelan ditanam dengan jarak 20
cm x 25 cm.
b) Menggunakan
kantong plastik (polybag)
Media tanam berupa campuran tanah
lapisan atas dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Kantong plastik
dilubangi sebanyak ± 30 buah, kemudian diisi media sampai setinggi 1,5 -2 cm dari
bibir kantong plastik. Kantong plastik disusun secara berderet dengan lebar 120
cm, panjang sesuai kebutuhan. Bedengan diberi naungan seperti pada bedengan tanah.
Pemeliharaan
pesemaian
Penylraman dilakukan 2 kali sehari
(kecuali ada hujan), penyiangan menurut keperluan, serta pemupukan dengan dosls
yang sesuai/sebagai berikut:
Umur
(bulan)
|
Dosis
(g/m2)
|
||
Urea
|
TSP
|
KCl
|
|
3
|
10
|
5
|
5
|
5
|
20
|
10
|
10
|
7
|
30
|
15
|
15
|
9
|
40
|
20
|
20
|
12
|
50
|
20
|
20
|
2. Perbanyakan
vegetatif
Perbanyakan vegetatif untuk tanaman
kopi dilakukan dengan cara sambungan (okuiasi) dan stek, Hasil perbanyakan
vegetatif disebut klon.
Sambungan
Sambungan adatah hasil penggabungan
antara batang bawah dan batang atas (entres) untuk mendapatkan bahan tanaman yang
seragam, produksi tinggi dan daya tahan baik.
Batang bawah yang digunakan memiliki perakaran
dan pertumbuhan kuat, tanaman sehat, umur 8 - 1 2 bulan (diameter minimal 0,7
cm). Sedangkan untuk batang atas dipilih klon unggul yang berasal dari kebun
entres. Batang entres berupa entres pucuk atau entres cabang, ruas ke 2 - 4
dari pucuk, yang telah berumur ± 3 bulan.
Batang bawah dipotong pada ketinggian
20 - 25 cm, kemudian dibelah (dibuat celah) sepanjang 3 - 4 cm; Batang atas
dipotong satu buku dengan panjang 7 cm ( 2 cm di atas buku dan 5 cm di bawah
buku), daun dan cabang dipotong (tinggal 1,5 cm dari sumbu entres), buat sayatan
seperti baji sepanjang 3 - 4 cm. Masukan entres ke dalam celah batang bawah,
usahakan kambium batang atas dan batang bawah bertemu. Ikat sambungan dengan
tali pengikat dengan hati-hati, kemudian beri sungkup dengan kantung plastik. Dua
mlnggu setelah penyambungan dilakukan pemeriksaan, sambungan yang berhasil
berwarna hijau sedangkan yang gagal berwarna kunfng, untuk sambungan yang
berhasil, sungkup dibiarkan sampai tunas tumbuh, setelah 3 bulan tali pengikat dibuang;
Tunas yang tumbuh dari batang bawah dibuang, tunas pada batang atas dipilih
satu tunas yang tumbuh baik. Pada sambungan yang gagal dapat dilakukan
penyambungan ulang dengan memotong sedikit batang bawahnya.
Setek
Setek adalah potongan satu ruas dari
tunas ortotrop (wiwtlan) dengan panjang 7 - 1 0 cm. Untuk bahan setek digunakan
tunas ortotrop (wiwilan) ruas ke 1 - 3 dari ujung, panjang 7 - 10 cm, mengandung
sepasang daun yang dipotong (disisakan ± 4 cm). Media tanam merupakan campuran
top soil + pasir kali (1 : 1) atau pasir kali halus 100 %, serta bebas hama dan
penyakit. Setek yang sudah ditanam diberi sungkup, dengan kelembaban 85 – 90 %,
suhu 23 - 26 °C, intensitas cahaya 30 - 40%. Pada umur 10 - 12 minggu dipindah
ke pembibitan/polibag, dan siap dipindah ke lapangan pada umur 8 - 1 0 bulan. (Bersambung)