Selasa, 09 September 2014

TEKNIK BUDIDATA TANAMAN KOPI (1)

Tanaman kopi merupakan komoditi ekspor yang cukup menggembirakan karena mempunyai nilai ekonomis yang relatip tinggi. Tanaman ini merupakan tanaman perkebunan yang produknya banyak diminati penduduk dunia, termasuk penduduk indonesia.
Beberapa daerah menjadikan kopi sebagai ciri khas dan ikon yang patut untuk dibanggakan seperti Gayo Mountain Coffee dari dataran tinggi Takengon, Aceh Tengah; Mandheling dan Lintong Coffee dari Sumatera Utara; Java Coffee dari dataran tinggi Ijen, Jawa Timur; Toraja/Kalosi Coffee dari dataran tinggi Toraja, Sulawesi Selatan; Bali Coffee dari dataran tinggi Kintamani, Bali; Flores Coffee dari dataran tinggi Manggarai, Nusa Tenggara Timur; dan Balliem Highland Coffee dari dataran tinggi Jaya Wijaya, Irian Jaya. Di samping itu di Indonesia juga dikenal Kopi Luwak yang dihasilakn dari berbagai daerah pertanaman kopi.
Tanaman kopi berasal dari benua Afiika, dan dapat tumbuh dimana saja di daerah tropis, kecuali pada daerah yang tertalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin. Orang yang pertama memanfaatkan tanaman kopi sebagai bahan minuman adalah bangsa Arab, selanjutnya menyebar secara luas di Timur Tengah sekitar tahun 1510, dan mulai dikenal di Eropa pada tahun 1615 di Venesia. Masuk ke Indonesia (Jawa) sekitar tahun 1696, dan telah menjadi tanaman perdagangan sejak tahun 1699. Bibit kopi yang pertama ditanam tersebut dari jenis kopi varitas typlca yang sekarang dikenal sebagai kopi Arabika var. arabika.
Akibat adanya serangan penyakit daun Hemileia vastatrix yang menghacurkan sebagian besar tanaman kopi arabika di Indonesia, pada tahun 1875 di datangkan jenis lain yakni Liberika (salah satu jenlsnya yang bertahan di Indonesia adalah Excelsa) yang dtanggap tahan, namun kenyataanya juga peka. Selanjutnya pada tahun 1900 didatangkan lagi jenis lain, yakni kopi Canephora, yang lebih dikenal dengan nama kopi Robusta.

Pada awal abad ke XX Indonesia merupakan penghasil kopi yang bermutu baik, yang dikenal dengan Java Caffea dari jenis Arabika, namun saat ini sebagian besar tanaman kopi di Indonesia (95 %) didominasi oteh jenis kopi Robusta

ASPEK BOTANI
1.    Sistimatika
Divisio        : Spermatophyta
Klas            : Dicotyledoneae
Ordo           : Rubiales
Famili         : Rubiaceae
Genus        : Coffea
Spesies      : Coffea arabica
                     C. canephora
                     C. liberica
2.    Deskripsi Tanaman
Tanaman kopi memiliki akar tunggang lurus ke bawah, pendek dan kuat dengan panjang 45 - 50 cm, serta memiliki 4-8 buah akar samping yang tumbuh ke bawah sepanjang 2-3 m. Sebagian akar samping tumbuh horizontal sepanjang 1-2 m, menyebar pada kedalaman ± 30 cm.
Bentuk percabangan pada tanaman kopi ada dua macam:
(1)  Cabang orthotroph, tumbuh tegak atau vertikal, dapat berfungsi menggantikan kedudukan batang, disebut juga cabang air, tunas air, wiwilan.
(2)  Cabang plagiotroph, tumbuh ke samping, horizontal, disebut juga cabang buah, tempat keluar bunga/buah.
Tanaman kopi juga memiliki dua bentuk mata atau kuncup, yakni:
(1) Mata kuncup atau kuncup reproduksi: terdapat 4 - 5 mata, terletak pada ketiak daun; akan tumbuh menjadi cabang orthotrop, bisa menggantikan batang pokok.
(2) Kuncup legitium atau kuncup tunas primer: hanya ada 1 mata sehingga hanya tumbuh satu kali, terletak di atas mata reproduksi; tumbuh menjadi cabang plagiotrop, merupakan cabang primer, tempat tumbuhnya bunga/buah.
Daun berbentuk bulat telur, ujung meruncing sampai bulat. Duduk daun pada batang/cabang orthotrop berselang seling sedangkan pada ranting/cabang plagiotrop berada pada satu bidang yang sama.
Bunga/buah muncul pada cabang primer atau cabang sekunder secara berkelompok. Tiap ketiak terdiri dari 3 - 4 keiompok, dengan 4 - 6 kuntum per kelompok. Dari bunga sampai buah 7 - 9 bulan. Buah muda berwarna hijau, setelah tua kuning dan berubah merah ketika masak.
1.    Pengelompokan jenis
Pada garis besarnya tanaman kopi terdiri dari tiga jenis/varitas yaitu :
(1)  Kopi Arabika (Coffea arabica), dibedakan lagi menjadi: Jenis Bourbon, Catura, Marago, Pasumah, Congensis,
(2)   Kopi Canephora/Robusta (Coffea canephora), dibedakan lagi penjadi: Denis Congesta, Uganda, Quillo
(3) Kopi Liberika/Excelsa (Coffea liberica), dibedakan lagi menjadi: Jenis Abeokutae, Klainei, Dewevrei. Excelsa, Dybrowskii.
Ciri-ciri umum ketiga jenis tersebut sebagai berikut:

Arabika
Robusta
Liberika
Pohon
ramping, tinggi bisa 5 m
tegak ke atas, lebih tinggi dari arabika
besar, tinggi bisa lebih dari 10 m
Daun
kecil, halus, dan mengkilat
besar, bergelombang
besar, mengkilat
Cara penyerbukan
sendiri
silang
silang
Umur mulai berbunga
± 4 tahun
± 3 tahun
± 4 tahun
Pemasakan buah
6 - 8 bulan
8-11 bulan
8-11 bulan
Ukuran buah
lebih besar
lebih kecil
besar, biji kecil
Aroma
kurang tajam
tajam
kurang tajam
Cara perbanyakan
generatif
generatif dan vegetatif
generatif dan vegetatif
Ketahanan terhadap karat daun
peka
tahan
peka

PERSYARATAN TUMBUH
Tanaman kopi tumbuh baik pada daerah 20° LU sampai 20° LS. Sebagian besar daerah kopi di Indonesia terletak antara 0° - 10° LS (Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, dan Sulawesi Selatan) dan sebagian kecil terletak antara 0° - 5° LU ( Aceh dan Sumatera Utara).
Persyaratan tumbuh
Robusta
Arabika
Liberika
Iklim




Kopi Liberika dapat tumbuh di dataran rendah dan beriklim panas maupun basah, tidak menuntut tanah yang subur dan pemeliharaan yang istimewa
Kisaran elevasi
(optimum)
0 -1700 m
(300 - 800 m)
500 - 2000 m
(1000 -1750 m)
Temperatur
21 - 24 °C
17 – 21 °C
Curah hujan
1250 - 2500 mm
1500 - 2250 mm
Tanah


Struktur
baik dan gembur
baik dan gembur
Kadar bahan. organik
3 %
3 %
Tata udara dan air tanah
baik
baik
Derajat keasaman
5,5 - 6,5
5,5 - 6,5

Tanaman kopi memerlukan masa agak kering seiama ± 3 bulan yang diperlukan bagi pembentukan primordia bunga, pembungaan dan penyerbukan. Perbedaan tipe curah hujan suatu daerah akan mempengaruhi rendemen kopi, pada daerah yang kering, rendemen kopi biasanya lebih tinggi.
PERSIAPAN LAHAN
Persiapan lahan adalah kegiatan penyediaan tempat untuk tanaman kopi supaya dapat tumbuh dengan balk di lahan pertanaman.
Lahan yang bisa dipergunakan bisa berasal dari lahan bukaan baru; bekas tanaman kopi (peremajaan); bergantian antara tanaman kopi dengan tanaman lain (rotasi), dan bekas tanaman lain yang diganti dengan kopi secara permanen (konversi).
Pada dasarnya kegiatan persiapan lahan pada asal lahan tersebut tidak jauh berbeda, meliputi:
1.    Pembukaan lahan
Pembukaan lahan bertujuan untuk membersihkan lahan dari seluruh bagian tanaman yang telah ada sebelumnya. Biasanya dilakukan dengan cara memotong, menebang dan mendongkel seluruh bagian tanaman, kemudian dilanjutkan dengan pembersihan sisa-sisa tanaman yang ada di permukaan tanah.
2.    Pengajiran dan pembuatan teras
Pengajiran dan pembuatan teras ditujukan untuk memperoleh kebun kopi yang baik dan teratur sesuai dengan rencana. Dengan adanya teras maka tanah dan air bisa tebih awet penggunaannya sehingga tanaman dapat tumbuh dengan subur. Macam teras dan pembuatannya disesuaikan dengan kemiringan tanah, dipilih teras bangku, teras individu atau teras guludan.
3.    Penanaman tanaman pelindung
Penanaman tanaman pelindung bertujuan untuk melindungi tanaman kopi dari berbagai keadaan yang kurang menguntungkan. Tanaman pelindung harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) berakar dalam agar tidak bersaing dalam pengambilan air dan unsur hara; (2) percabangan mudah diatur secara berkala; (3) ukuran daun relatif kecil dan tidak mudah rontok; (4) tidak menjadi tanaman inang hama dan penyakit kopi; (5) menghasilkan banyak bahan organik; (6) termasuk jenis leguminosae.
Jenis tanaman pelindung terdiri dari pelindung sementara dan pelindung tetap. Pelindung sementara ditanam dalam barisan dengan jarak 2 - 4 m atau mengikuti kontur. Jenis naungan sementara: Flemingia congesta, Crotolaria anagyroides, Tephrosa candida. Naungan sementara ditanam sebetum pelindung tetap dapat berfungsi.

Jenis naungan tetap yang banyak dipakai di Indonesia adalah Leucenia spp, Albizia sp, Erythrina sp, dan Gliricidia. Jarak tanam yang digunakan 2 m x 2,5 m, dan setelah besar diperjarang menjadi 4 m x 5 m (Leucenia) dan 10 m x 10 m (Albizia).
PEMBIBITAN
Bahan tanaman kopi adalah benih dan entres yang dianjurkan dan bisa diperoleh dari produsen yang ditunjuk melalui SK Menteri Pertanian. Benih kopi adalah biji kopi yang memenuhi persyaratan yang berasal dari pohon induk yang dianjurkan, sedangkan entres adalah bahan tanaman berupa cabang muda yang digunakan sebagai batang atas dalam penyambungan.
Tanaman kopi robusta dapat diperbanyak secara generatif maupun vegetatif, sedangkan kopi arabika biasanya diperbanyak secara generatif.
1.    Perbanyakan generatif
Perbanyakan generatif adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan benih yang disemai dalam bedengan pesemaian.
Benih diambil dari kebun  yang diketahui mutunya (produksi tinggi, tahan hama dan penyakit), dari kebun biklonal. Buah dipilih yang masak, bentuk normal, dan tidak cacat. Penyimpanan tidak lebih dari 3 bulan.
Tempat pesemaian dibuat pada lahan yang datar, tanahnya gembur, tata udara dan tata air baik , serta bebas nematoda dan cendawan akar, Diusahakan dekat dengan pembibitan dan daerah pertanaman, serta mudah untuk melakukan pengawasan.
Tanah dicangkul kemudian dibersihkan dari sisa-sisa akar tanaman dan rumput. Bedengan dibuat arah Utara-Selatan, lebar 80 - 120 cm, panjang menurut kebutuhan, Bedengan ditinggikan ± 20 cm menggunakan tanah subur dan gembur, di atasnya ditambahkan lapisan pasir halus ± 5 cm, pingginya diberi penahan dari bambu atau batu bata.
Unuk mencegah nematoda dilakukan fumigasi dengan Vapam (100 ml/10 L air) untuk setiap m2, kemudian ditutup plastik seiama 7 hari, setelah dibuka dibiarkan selama 7 hari. Bedengan diberi atap/naungan berupa alang-aiang, daun tebu, daun kelapa dsb., tinggi bagian barat 120 cm, sebelah timur 180 cm.
Sebelum benih disemai, bedengan disiram air sampai jenuh. Penyemaian benih dilakukan dengan membenamkan benih sedalam ± 0,5 cm dengan jarak antara benih 3 cm x 5 cm, permukaan benih yang rata menghadap ke bawah.  Di atas benih ditutup dengan potongan jerami atau alang-alang kering agar tetlindung dari sengatan matahari atau curahan air siraman. Setiap hari bedengan disiram air (kecuali ada hujan), dengan menggunakan gembor;
Bibit yang telah mencapai stadium kepelan (umur 2,5 - 3 bulan setelah penyemaian) kemudian dipindahkan ke tempat pembibitan. Pembibitan dapat dilakukan dalam bedengan tanah atau dalam kantong ukuran 30 x 40 cm, lokasi pembibitan dipilih seperti untuk pesemaian.
Cara Membuat Pembibitan
a)    Bedengan Tanah
Tanah diolah sedalam ± 60 cm, kemudian dibuat bedengan dengan lebar ±120 cm, dan panjang sesuai kebutuhan, jarak bedengan ± 30 cm. Di atas bedengan dibuat naungan setinggi 2 m dengan kerangka bambu dan atap alang-alang/daun kelapa. Bibit kepelan ditanam dengan jarak 20 cm x 25 cm.
b)    Menggunakan kantong plastik (polybag)
Media tanam berupa campuran tanah lapisan atas dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Kantong plastik dilubangi sebanyak ± 30 buah, kemudian diisi media sampai setinggi 1,5 -2 cm dari bibir kantong plastik. Kantong plastik disusun secara berderet dengan lebar 120 cm, panjang sesuai kebutuhan. Bedengan diberi naungan seperti pada bedengan tanah.
Pemeliharaan pesemaian
Penylraman dilakukan 2 kali sehari (kecuali ada hujan), penyiangan menurut keperluan, serta pemupukan dengan dosls yang sesuai/sebagai berikut:
Umur (bulan)
Dosis (g/m2)
Urea
TSP
KCl
3
10
5
5
5
20
10
10
7
30
15
15
9
40
20
20
12
50
20
20

2.    Perbanyakan vegetatif
Perbanyakan vegetatif untuk tanaman kopi dilakukan dengan cara sambungan (okuiasi) dan stek, Hasil perbanyakan vegetatif disebut klon.
Sambungan
Sambungan adatah hasil penggabungan antara batang bawah dan batang atas (entres) untuk mendapatkan bahan tanaman yang seragam, produksi tinggi dan daya tahan baik.
Batang bawah yang digunakan memiliki perakaran dan pertumbuhan kuat, tanaman sehat, umur 8 - 1 2 bulan (diameter minimal 0,7 cm). Sedangkan untuk batang atas dipilih klon unggul yang berasal dari kebun entres. Batang entres berupa entres pucuk atau entres cabang, ruas ke 2 - 4 dari pucuk, yang telah berumur ± 3 bulan.
Batang bawah dipotong pada ketinggian 20 - 25 cm, kemudian dibelah (dibuat celah) sepanjang 3 - 4 cm; Batang atas dipotong satu buku dengan panjang 7 cm ( 2 cm di atas buku dan 5 cm di bawah buku), daun dan cabang dipotong (tinggal 1,5 cm dari sumbu entres), buat sayatan seperti baji sepanjang 3 - 4 cm. Masukan entres ke dalam celah batang bawah, usahakan kambium batang atas dan batang bawah bertemu. Ikat sambungan dengan tali pengikat dengan hati-hati, kemudian beri sungkup dengan kantung plastik. Dua mlnggu setelah penyambungan dilakukan pemeriksaan, sambungan yang berhasil berwarna hijau sedangkan yang gagal berwarna kunfng, untuk sambungan yang berhasil, sungkup dibiarkan sampai tunas tumbuh, setelah 3 bulan tali pengikat dibuang; Tunas yang tumbuh dari batang bawah dibuang, tunas pada batang atas dipilih satu tunas yang tumbuh baik. Pada sambungan yang gagal dapat dilakukan penyambungan ulang dengan memotong sedikit batang bawahnya.
Setek
Setek adalah potongan satu ruas dari tunas ortotrop (wiwtlan) dengan panjang 7 - 1 0 cm. Untuk bahan setek digunakan tunas ortotrop (wiwilan) ruas ke 1 - 3 dari ujung, panjang 7 - 10 cm, mengandung sepasang daun yang dipotong (disisakan ± 4 cm). Media tanam merupakan campuran top soil + pasir kali (1 : 1) atau pasir kali halus 100 %, serta bebas hama dan penyakit. Setek yang sudah ditanam diberi sungkup, dengan kelembaban 85 – 90 %, suhu 23 - 26 °C, intensitas cahaya 30 - 40%. Pada umur 10 - 12 minggu dipindah ke pembibitan/polibag, dan siap dipindah ke lapangan pada umur 8 - 1 0 bulan. (Bersambung)