Selasa, 19 Agustus 2014

Mengenal Cara Budidaya Tanaman Teh (2)

Penanaman
Jarak tanam
Jarak tanam antar barisan tanaman minimal 120 cm, sedangkan dalam barisan bervariasi antara 60-90 cm, tergantung kemiringan lahan. Secara umum anjuran jarak tanam adalah sbb: 
Kemiringan lahan
Jarak tanam (cm)
Jumlah tanaman/ha
Bentuk barisan
datar sampai 15 %
kemiringan 15 - 30 %
kemiringan > 30 %
sampai batas tertentu
120 x 90
120 x 75
120 x 60
120 x 60 x 60
 9.260
11.110
13.888
18.500
baris tunggal lurus
baris tunggal lurus
mengikuti kontur
baris berganda
Pembuatan lubang tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan 1-2 minggu sebelum penanaman. Lubang tanam dibuat tepat ditengah-tengah diantara dua ajir, dengan ukuran: untuk bibit stum asal biji 30 x 30 x 40 cm; untuk bibit asal setek 20 x 20 x 40 cm.
Penanaman teh
Sebelum penanaman lubang diberi pupuk dasar terdiri dari 11 g urea + 5 g TSP +    5 g KCl per lubang tanam. Bila pH terlalu tinggi (> 6,0) perlu ditambahkan belerang murni sebanyak 10-15 g per lubang tanam. Penanaman bibit dilakukan ditengah-tengah lubang tanam, kemudin ditimbun dengan tanah sampai leher akar dan diratakan.
Penanaman tanaman pelindung
Penanaman teh di dataran rendah membutuhkan tanaman pelindung. Tanaman pelindung terdiri dari:
(a)    tanaman pelindug sementara (biasanya jenis Crotolaria sp. atau Tephrosia ap., ditanam setelah atau bersamaan dengan tanaman teh dengan cara menebarkan bijinya sebanyak 8-10 kg di antara barisan tanaman dengan selang 2 baris.
(b)    tanaman pelindung tetap (Albizia falcata, A. sumatrana, Leucaena glagrata, L. glauca, Erithrina subumbrans, Deris microphyla, Gliricidia maculata, Acacia decurens, atau Gravilea robusta), ditanam satu tahun sebelum tanaman teh sehingga sudah isa berfungsi setelah tanama teh berumur 2 tahun.
Manfaat pohon pelindung: (a) mengurangi atau mencegah hilangnya bahan organik tanah; (b) meningkatka bahan organik tanah; (c) membantu memperkaya kandungan nitrogen tanah; (d) mempertahankan kelembaban udara dan kelembaban tanah; (e) menstabilka kondisi lingkungan (mikroklimat); (f) berfungsi sebagai penahan angin; mencegah erosi; (g) perakarannya dapat memperbiki struktur tanah.
Dampak negatif pohon pelindung: (a) terjadi persaingan dalam penerimaan sinar matahari serta pengambilan hara dan air; (b) dapat menjadi inang hama dan penyaki.

Kriteria pohon pelindung: (a) tahan terhadap hama dan peyakit sehingga tidak menjai sumber infeksi; (b) tahan terhadap pemangkasan; (c) bermahkota baik dan cocok, berdaun relatif kecil, pertumbuhan lambat, berakar dalam.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan Tanaman Balum Menghasilkan (TBM)
Tanaman belum menghasila (TBM) adalah tanaman teh yang masih muda, berumur di bawah dua tahun dan belum diambil produksinya. Tujuan pemeliharaan TBM adalah membentuk tanaman yang berpotensi produksi tinggi dengan masa non produktif pendek dan biaya rendah. Pemeliharaan TBM meliputi pemeliharaan rorak, penyulaman, pengelolaan tanaman pelindung, dan pembentukan bidang petik.
Pemeliharaan rorak
Rorak dibuat setelah selesai penanaman di antara 2-3 baris tanaman secara huntu kala (zigzag) dengan ukuran panjang 2 m, lebar 40 cm, dan dalam 60 cm. Fungsi rorak untuk memotong aliran air di musim hujan dan sebagai kantong-kantong peresapan air. Rorak dikuras minimal 3 kali dalam setahun, dan dipertahankan selama masa TBM.
Penyulaman
Kegiatan penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati dengan tanaman baru dari klon yang sama. Penyulaman dimulai dua minggu setelah tanam sampai dua bulan sebelum musim kemarau, dilakukan samapi tanaman berumur dua tahun.
Pemberian mulsa
Pemberian mulsa dilakukan dengan tujuan: menahan erosi akibat air hujan; menekan pertumbuhan gulma; menekan penguapan tanah; menstabilkan suhu permukaan tanah; menambah bahan organik anah. Bahan mulsa bisa berupa sisa pangkasan, rumput guatemala, jerami, dsb. Pemberian mulsa dilakukan dengan cara menghamparkan bahan mulsa setebal 3-5 cm, merata di seluruh permukaan tanah (± 20 ton bahan segar/ha)
Pengelolaan tanaman pelindung sementara
Tanaman pelindung sementara perlu dipangkas setiap 6 bulan pada musim hujan. Sisa pangkasan dihamparkan sebagai mulsa di sekitar tanaman teh. Tanaman pelindung sementara dipertahankan sampai masa TBM berakhit.
Pembentukan bidang petik
Pembentukan bidang petik adalah perlakuan kultur teknik terhadap TBM dngan tujuan untuk membentuk perdu dengan percabangan (frame) yang ideal dengan bidang petik yang luas agar dapat menghasilkan pucuk yang sebanyak-banyaknya dalam waktu yang secepat-cepatnya. Pembentukan bidang petik bisa dilakukan dengan cara pemangkasan (centering), perundukan (bending) atau kombinasinya (centering-bending)
1) Cara pemangkasan (centering)
Pembentukan bidang peting dengan cara pemangkasan dilakukan sbb:
Untuk tanaman yang berasal dari biji konvensional: satu bulan sebelum dipindahkan ke lapangan, bibit yang ada di pembibitan dipangkas setinggi 10-15 cm (disebut juga pangkasan indung); setelah tanaman berumu 1-1,5 tahun di lapangan, dilakukan pemangkasan pada ketinggian 30 cm dari permukaan tanah (pangkasan bentuk I); pada umur 2-2,5 tahun, dilakukan pemangkasan selektif (selective cut cross) pada ketinggian 45 cm dari permukaan tanah; pada umur 3-4 bulan setelah pemangkasan selektif dilakukan jendangan (tipping) pada ketinggian 15-20 cm dari pangkasan, atau 60-65 cm dari permukaan tanah.
Untuk tanaman asal setek atau tanaman asal biji dalam poibag: setelah tanaman berumur 3-4 bulan di lapangan, batang utama dipotong (centering I) pada ketinggian 15-20 cm dari tanah dengan meninggalkan 5 helai daun; setelah cabang baru tumbuh setinggi 50-60 cm (6-9 bulan setelah centering) cabang yang tumbuh ke atas di potong pada ketinggian 30 cm dari permukaan tanah; jika percabangan telah tumbuh mencapai 60-70 cm (3-4 bulan setelah centering II) dilakukan pemangkasan selektif pada ketinggian 45 cm dari tanah; tiga sampai empat bulan setelah pemangkasan selektif dilakukan jendangan pada ketinggian 60-65 cm dari tanah.
Keuntungan: pekerjaan mudah dilakukan dan biaya lebih murah.

Kelemahan: tanaman lama dapat menutup tanah; biaya pemeliharaan (penyiangan) tinggi; perakaran tanaman mengalami gangguan.
2) Cara perundukan (bending)
Bending adalah suatu cara pemangkasan bidang petik yang dilakukan dengan cara melengkungkan batang utama dan cabang-cabang sekunder tanpa mengurangi bagian-bagian tanaman.
Pelaksanaan bending dilakukan sebagai berikut: setelah bibit dipindah ke lapangandan memperlihatkan kegiatan pertumbuhan (umur 4-6 bulan), batang utama dilengkungkan/ dirundukkan membentuk sudut 45o dengan permukaan tanah, dan pucuk peko dipotong; enam bulan setelah bending I dan tunas sekunder telah mencapai 40-50 cm, dilakukan bending II dengan arah menyebar ke segala arah; tunas yang tumbuh kuat ke atas setelah bending II dipotong setinggi 30 cm, sedangkan yang lainnya dibiarkan mencapai ketinggian 60-70 cm kemudian dilakukan pemangkasan selektif (6-9 bulan setelah bending II) pada ketinggian 45 cm dari tanah; tiga sampai empat bulan setelah pemangkasan selektif dilakukan jendangan pada ketinggian 60-65 cm dari tanah, atau 20-25 cm dari bekas pangkasan.
Keuntungan cara bending: bentuk rangka perdu (framea) sudah diaturlebih awal sehingga pertumbuhan tajuk akan penuh dan melebar; bentuk frame lebih rendah dan cepat menutup tanah; produksi akan lebih tinggi dibandingkan dengan cara centering.
Kelemahan: memerlukan biaya dan tenaga yang besar; penyiangan agak sulit; hanya baik untuk dtaran tinggi/sedang, kurang baik untuk dataran rendah (dapat terserang kanker batang); mmerlukan keterampilan khusus dan pengawasan yang ketat; keseimbangan kadar air mudah terganggu (terutama musim kemarau di dataran rendah).
(3) Kombinasi centering-bending
Pembentukan bidang petik diawali dengan cara memangkas batang utama dan dilanjutkan dengan cara bending.
Pelaksanaan centering-bending dilakukan sebagai berikut: bila tanaman telah menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan (umur 3-4 bulan setelah tanam) batang utama dipangkas pada ketinggian 15-20 cm dari tanah dengan meninggalkan minimal 5 helai daun; tunas sekunder yang tumbuh dibiarkan sampai mencapai panjang 40-50 cm (6-7 bulan setelah centering), kemudian dilengkungkan ke segala arah dengan seimbang; bila tunas baru telah tumbuh sepanjang 60-70 cm (6-9 bulan setelah bending) dilakukan pangkasan selektif pada ketinggian 45 cm dari tanah; Jendangan dilakukan pada umur 2-3 bulan setelah pangkasan selektif pada ketinggian 60-65 cm dari tanah.
Keuntungan: pekerjaan mudah dilakukan; kerangka perdu sudah terbentu sejak awal; tingkat kesalahan mending lebih kecil
Kelemahan: sebagian tanaman terbuang akibat centering; pada tahap awal penyiangan agak sulit; tidak dapat menutup tanah dengan cepat sehingga tidak dianjurkan pada dataran rendah.
Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)
Pemangkasan
Tujuan pemangkasan pada tanaman teh: mengusahakan pertumbuhan/perkembangan tanaman teh tetap pada fase vegetatif; mengusakan agar perdu (bidang petik) tetap rendah sehingga pemetikan dapat dilakukan dengan mudah; membentuk bidang petik (frame) seluas mungkin; merangsang petumbuhan tunas-tunas baru sehingga mampu menghasilkan pucuk sebanyak mungkin; mempermuda dan memperbaiki bentuk frame; membuang cabang-cabang yang tidak dikehendaki yang menghambat pertumbuhan tunas baru; membantu mengurangi biaya pengendalian hama dan penyakit; mengatur fluktuasi produksi harian pada masa flush dan masa kemarau (untuk perkebunan).
Jenis pangkasan
(1) Pangkasan indung
adalah pangkasan pertama pada bahan tanaman asal biji berupa stum pada ketinggian 10-20 cm dari permukaan tanah yang dilakukan 2 minggu sebelum bibit dipindahkan ke lapangan.
(2) Pangkasan bentuk
adalah pangkasan yang dilakukan pada tanaman muda umur 1,5-2,5 tahun pada ketinggian 30-40 cm dari permukaan tanah dengan maksud membentuk frame yang melebar dan berbentuk baik.
(3) Pangkasan kepris
adalah pangkasan dengan bidang pangkas rata seperti meja pada ketinggian 60-70 cm dari permukaan tanah, tanpa melakukan pembersihan/pembuangan ranting.
(4) Pangkasan bersih
adalah pangkasan yang dilakukan pada ketinggian 45-60 cm pada kondisi tanaman yang sehat, dengan bidang pangkas yang rata dan bagian tengah agak rendah (ngamangkok) serta membuang semua ranting kecil berukuran kurang dari 1 cm.
(5) Pangkasan ajir/jambul
adalah pangkasan bersih dengan meninggalkan dua cabang yang berdaun disisi perdu (ajir/jambul) dengan jumlah daun 50-100 lembar, biasanya dilakukan pada tanaman muda asal setek atau pangkasan dimusim kemarau di dataran rendah, pembuangan jambul dilakukan menjelang dijendang.
(6) Pangkasan tengah bersih
adalah pangkasan yang dilakukan pada ketinggian 45-65 cm, dengan membuang ranting-ranting kecil yang kurang dari 1 cm yang berada di tengah perdu.
(7) Pangkasan dalam
adalah pangkasan pada ketinggian 40 cm dengan maksud memperbaiki atau memperbaharui frame yang kurang baik.
(8) Pangkasan leher akar
adalah pangkasan yang dilakukan pada ketinggian 10 cm (pada leher akar) dengan maksud memperbaiki frame yang rusak, biasanya dalam pelaksanaan rejuvinasi atau replanting.
Waktu pemangkasan
Waktu yang tepat untuk melakukan pemangkasan dipengaruhinoleh beberapa faktor diantaranya kondisi tanaman (khususnya kandungan pati di akar), iklim dan tinggi temapt dari permukaan laut. Saat pemangkasan yang tepat yaitu jika produksi rata-rata sudah di bawah produksi rata-rata satu daur pangkas Di P. Jawa pemangkasan umumnya dilakukan pada bulan Februari-Mei dan September-Novembar.
Daur pangkas
Daur (siklus/giliran) pangkas adalah jangka waktu antara pemangkasan yang terdahulu dengan pemangkasan berikutnya. Pemangkasan dilakukan apabila bidang petik sudah terlalu tinggi (> 125 cm) sehingga sulit dijangkau oleh pemetik. Kenaikan bidang petik setiap tahun berkisar antara 10-15 cm tergantung kepada beberapa faktor antara lain: kecepatan pertumbuhan, sistem petik, dan tinggi tempat dari permukaan laut. Panjang pendeknya daur pangkas dipengaruhi oleh:
(a)  Tinggi tempat dari permukaan laut.
Makin tinggi tempat dari permukaan laut, pertumbuhan tanaman makin lambat sehingga daur pangkas makin panjang: daerah rendah (< 800 m) daur pangkas 2-3 tahun; daerah sedang (800-1200 m) daur pangkas 3-4 tahun; daerah tinggi (> 1200 m) daur pangkas 4-5 tahun.
(b) Sistem petik
Petikan berat dengan daur petik pendek menyebabkan kenaikan bidang petik lebih lambat dibandingkan dengan petikan ringan dengan daur petik panjang, sehingga daur pangkas menjadi panjang.
(c) Kesuburan tanah dan pengelolaan tanaman
Makin subur tanah dan makin baik pengelolaan suatu kebun, pertumbuhan tanaman semakin cepat.
(d) Tinggi pangkasan sebelumnya
Makin tinggi pangkasan yang dilakukan, makin pendek daur pangkas berikutnya.
Cara pemangkasan
Cara pemangkasan dilakukan sebagai berikut: cabang/ranting yang besarnya lebih kecil dari ibu jari (< 2 cm) dipangkas dengan menggunakan gaet, sedangkan yang lebih besar dipangkas dengan menggunakan gergaji; batang/ranting/cabang yang telah dipotong tidak boleh pecah atau rusak; untuk menentukan tinggi pangkasan digunakan alat pengukur tinggi pangkasan; luka pangkas pada batang/cabang/ranting harus rata membentuk sudut 45o menghadap ke dalam perdu; bidang pangkas harus sejajar dengan permukaan tanah; pemangkasan dilakukan dari kedua sisi perdu sesuai dengan barisan tanaman; untuk satu blok hendaknya dipangkas pada bulan yang sama; sisa pangkasan ditutupkan pada perdu selama 3-5 hari untuk mengurangi sengatan matahari.
Gosok lumut
Agar tidak mengganggu pertumbuhan tunas maka lumut dan tanaman paku-pakuan yang tumbuh pada cabang perdu perlu dibersihkan. Pembersihan lumut dilakukan satu minggu setelah pemangkasan dengan menggunakan sapu.
Pemupukan
Pemupukan adalah upaya memberikan unsur hara ke dalam tanah dalam jumlah yang cukup sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Pemupukan harus dilakukan tepat dosis, tepat cara, tepat waktu, dan tepat jenis. Dosis pemupukan untuk TBM (kg/ha/th, diaplikasikan 5-6 kali) adalah sbb:
Kadar bahan organik topsoil
Umur
Andisol/regosil
Latosol/Podsolik
N
P2O5
K2O
MgO
N
P2O5
K2O
MgO
< 5%
1 tahun
100
60
40
-
100
50
50
-

2 tahun
150
60
40
20
150
75
75
40

3 tahun
200
75
50
30
175
75
75
40
5-8%
1 tahun
80
50
30
-
80
40
40
-

2 tahun
120
50
30
20
120
60
60
30

3 tahun
150
60
50
30
160
60
60
30
> 8%
1 tahun
70
50
20
-
70
30
30
-

2 tahun
100
50
30
20
110
50
50
25

3 tahun
130
60
40
20
140
50
50
25
Dosis pemupukan untuk TM (kg/ha/th) dengan target produksi 2000 kg teh kering/ha/tahun adalah sbb:
Hara
Dosis optimal
Jenis pupuk
Aplikasi/tahun
N
250-350
Urea, ZA
3-4 kali
P2O5
60-120 (andisol/regosol)
TSP, SP36
1-2 kali

15-40 (latosiol/podsolik)
TSP, SP36
1-2 kali
K2O
60-180
MOP, ZK
2-3 kali
MgO
30-75
Kieserit
2-3 kali
ZnO
5-10
Sengsulfat
7-10ali
Waktu pemupukan yang baik adalah pada kondisi curah hujan antara 60-120 mm/minggu. Pupuk diletakkan pada daerah perakaran pada jarak 30-40 cm dari perdu pada kedalaman 10-15 cm. Pupuk diletakan pada rorak (untuk tanah miring), garitan keliling (pada TBM) atau ditabur (pada tanah datar/landai atau kebun yang sudah menutup).
Upaya meningkatkan efisiensi pupuk dilakukan dengan: memperbesar daya sangga tanah dengan cara meningkatkan bahan organik, penutup tanah dengan mulasa, serta pencegahan erosi; memperbesar perlindungan tanaman dengan cara menanam pohon pelindung.

Artikel selanjutnya Klik disini