Penanaman
Jarak tanam
Jarak tanam antar barisan tanaman minimal 120 cm, sedangkan dalam barisan
bervariasi antara 60-90 cm, tergantung kemiringan lahan. Secara umum anjuran
jarak tanam adalah sbb:
Kemiringan lahan
|
Jarak tanam (cm)
|
Jumlah tanaman/ha
|
Bentuk barisan
|
datar sampai 15 %
kemiringan 15 - 30 %
kemiringan > 30 %
sampai batas tertentu
|
120 x 90
120 x 75
120 x 60
120 x 60 x 60
|
9.260
11.110
13.888
18.500
|
baris tunggal lurus
baris tunggal lurus
mengikuti kontur
baris berganda
|
Pembuatan
lubang tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan 1-2 minggu sebelum
penanaman. Lubang tanam dibuat tepat ditengah-tengah diantara dua ajir, dengan
ukuran: untuk bibit stum asal biji 30 x 30 x 40 cm; untuk bibit asal setek 20 x
20 x 40 cm.
Penanaman teh
Sebelum penanaman lubang diberi pupuk dasar terdiri
dari 11 g urea + 5 g TSP + 5 g KCl per
lubang tanam. Bila pH terlalu tinggi
(> 6,0) perlu ditambahkan belerang murni sebanyak 10-15 g per lubang tanam. Penanaman bibit dilakukan
ditengah-tengah lubang tanam, kemudin ditimbun dengan tanah sampai leher akar
dan diratakan.
Penanaman
tanaman pelindung
Penanaman teh di dataran rendah membutuhkan tanaman
pelindung. Tanaman pelindung terdiri dari:
(a)
tanaman pelindug sementara
(biasanya jenis Crotolaria sp. atau Tephrosia ap., ditanam setelah atau
bersamaan dengan tanaman teh dengan cara menebarkan bijinya sebanyak 8-10 kg di
antara barisan tanaman dengan selang 2 baris.
(b)
tanaman pelindung tetap (Albizia falcata, A. sumatrana,
Leucaena glagrata, L. glauca, Erithrina subumbrans, Deris
microphyla, Gliricidia maculata, Acacia decurens, atau Gravilea robusta),
ditanam satu tahun sebelum tanaman teh sehingga sudah isa berfungsi setelah
tanama teh berumur 2 tahun.
Manfaat pohon pelindung: (a) mengurangi atau mencegah
hilangnya bahan organik tanah; (b) meningkatka bahan organik tanah; (c) membantu
memperkaya kandungan nitrogen tanah; (d) mempertahankan kelembaban udara dan
kelembaban tanah; (e) menstabilka kondisi lingkungan (mikroklimat); (f) berfungsi
sebagai penahan angin; mencegah erosi; (g) perakarannya dapat memperbiki struktur
tanah.
Dampak negatif pohon pelindung: (a) terjadi persaingan
dalam penerimaan sinar matahari serta pengambilan hara dan air; (b) dapat menjadi
inang hama dan penyaki.
Kriteria pohon pelindung: (a) tahan terhadap hama dan peyakit sehingga tidak
menjai sumber infeksi; (b) tahan terhadap pemangkasan; (c) bermahkota baik dan cocok, berdaun
relatif kecil, pertumbuhan lambat, berakar dalam.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan Tanaman Balum Menghasilkan (TBM)
Tanaman belum menghasila (TBM) adalah tanaman teh
yang masih muda, berumur di bawah dua tahun dan belum diambil produksinya. Tujuan
pemeliharaan TBM adalah membentuk tanaman yang berpotensi produksi tinggi
dengan masa non produktif pendek dan biaya rendah. Pemeliharaan TBM meliputi
pemeliharaan rorak, penyulaman, pengelolaan tanaman pelindung, dan pembentukan
bidang petik.
Pemeliharaan
rorak
Rorak dibuat setelah selesai penanaman di antara
2-3 baris tanaman secara huntu kala (zigzag) dengan ukuran panjang 2 m, lebar
40 cm, dan dalam 60 cm. Fungsi rorak untuk memotong aliran air di musim hujan
dan sebagai kantong-kantong peresapan air. Rorak dikuras minimal 3 kali dalam
setahun, dan dipertahankan selama masa TBM.
Penyulaman
Kegiatan penyulaman dilakukan untuk mengganti
tanaman yang mati dengan tanaman baru dari klon yang sama. Penyulaman dimulai
dua minggu setelah tanam sampai dua bulan sebelum musim kemarau, dilakukan
samapi tanaman berumur dua tahun.
Pemberian
mulsa
Pemberian mulsa dilakukan dengan tujuan: menahan
erosi akibat air hujan; menekan pertumbuhan gulma; menekan penguapan tanah; menstabilkan
suhu permukaan tanah; menambah bahan organik anah. Bahan mulsa bisa berupa sisa
pangkasan, rumput guatemala, jerami, dsb. Pemberian mulsa dilakukan dengan cara
menghamparkan bahan mulsa setebal 3-5 cm, merata di seluruh permukaan tanah (± 20 ton bahan segar/ha)
Pengelolaan
tanaman pelindung sementara
Tanaman pelindung sementara perlu dipangkas setiap
6 bulan pada musim hujan. Sisa pangkasan dihamparkan sebagai mulsa di sekitar
tanaman teh. Tanaman pelindung sementara dipertahankan sampai masa TBM
berakhit.
Pembentukan
bidang petik
Pembentukan bidang petik adalah perlakuan kultur
teknik terhadap TBM dngan tujuan untuk membentuk perdu dengan percabangan (frame) yang ideal dengan bidang petik
yang luas agar dapat menghasilkan pucuk yang sebanyak-banyaknya dalam waktu yang
secepat-cepatnya. Pembentukan bidang petik bisa dilakukan dengan cara
pemangkasan (centering), perundukan (bending) atau kombinasinya (centering-bending)
1) Cara
pemangkasan (centering)
Pembentukan bidang peting dengan cara pemangkasan
dilakukan sbb:
Untuk tanaman yang berasal dari biji konvensional: satu
bulan sebelum dipindahkan ke lapangan, bibit yang ada di pembibitan dipangkas
setinggi 10-15 cm (disebut juga pangkasan indung); setelah tanaman berumu 1-1,5
tahun di lapangan, dilakukan pemangkasan pada ketinggian 30 cm dari permukaan
tanah (pangkasan bentuk I); pada umur 2-2,5 tahun, dilakukan pemangkasan
selektif (selective cut cross) pada
ketinggian 45 cm dari permukaan tanah; pada umur 3-4 bulan setelah pemangkasan
selektif dilakukan jendangan (tipping)
pada ketinggian 15-20 cm dari pangkasan, atau 60-65 cm dari permukaan tanah.
Untuk tanaman asal setek atau tanaman asal biji
dalam poibag: setelah tanaman berumur 3-4 bulan di lapangan, batang utama
dipotong (centering I) pada
ketinggian 15-20 cm dari tanah dengan meninggalkan 5 helai daun; setelah cabang
baru tumbuh setinggi 50-60 cm (6-9 bulan setelah centering) cabang yang tumbuh ke atas di potong pada ketinggian 30
cm dari permukaan tanah; jika percabangan telah tumbuh mencapai 60-70 cm (3-4
bulan setelah centering II) dilakukan
pemangkasan selektif pada ketinggian 45 cm dari tanah; tiga sampai empat bulan
setelah pemangkasan selektif dilakukan jendangan pada ketinggian 60-65 cm dari
tanah.
Keuntungan: pekerjaan mudah dilakukan dan biaya
lebih murah.
Kelemahan: tanaman lama dapat menutup tanah; biaya
pemeliharaan (penyiangan) tinggi; perakaran tanaman mengalami gangguan.
2) Cara
perundukan (bending)
Bending adalah suatu cara pemangkasan bidang petik yang dilakukan dengan
cara melengkungkan batang utama dan cabang-cabang sekunder tanpa mengurangi
bagian-bagian tanaman.
Pelaksanaan bending
dilakukan sebagai berikut: setelah bibit dipindah ke lapangandan
memperlihatkan kegiatan pertumbuhan (umur 4-6 bulan), batang utama
dilengkungkan/ dirundukkan membentuk sudut 45o dengan permukaan
tanah, dan pucuk peko dipotong; enam bulan setelah bending I dan tunas sekunder
telah mencapai 40-50 cm, dilakukan bending II dengan arah menyebar ke segala
arah; tunas yang tumbuh kuat ke atas setelah bending II dipotong setinggi 30
cm, sedangkan yang lainnya dibiarkan mencapai ketinggian 60-70 cm kemudian
dilakukan pemangkasan selektif (6-9 bulan setelah bending II) pada ketinggian
45 cm dari tanah; tiga sampai empat bulan setelah pemangkasan selektif
dilakukan jendangan pada ketinggian 60-65 cm dari tanah, atau 20-25 cm dari
bekas pangkasan.
Keuntungan cara bending: bentuk rangka perdu
(framea) sudah diaturlebih awal sehingga pertumbuhan tajuk akan penuh dan
melebar; bentuk frame lebih rendah dan cepat menutup tanah; produksi akan lebih
tinggi dibandingkan dengan cara centering.
Kelemahan: memerlukan biaya dan tenaga yang besar; penyiangan
agak sulit; hanya baik untuk dtaran tinggi/sedang, kurang baik untuk dataran
rendah (dapat terserang kanker batang); mmerlukan keterampilan khusus dan
pengawasan yang ketat; keseimbangan kadar air mudah terganggu (terutama musim
kemarau di dataran rendah).
(3)
Kombinasi centering-bending
Pembentukan bidang petik diawali dengan cara
memangkas batang utama dan dilanjutkan dengan cara bending.
Pelaksanaan centering-bending dilakukan sebagai
berikut: bila tanaman telah menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan (umur 3-4 bulan
setelah tanam) batang utama dipangkas pada ketinggian 15-20 cm dari tanah
dengan meninggalkan minimal 5 helai daun; tunas sekunder yang tumbuh dibiarkan
sampai mencapai panjang 40-50 cm (6-7 bulan setelah centering), kemudian dilengkungkan ke segala arah dengan seimbang; bila
tunas baru telah tumbuh sepanjang 60-70 cm (6-9 bulan setelah bending) dilakukan pangkasan selektif
pada ketinggian 45 cm dari tanah; Jendangan dilakukan pada umur 2-3 bulan
setelah pangkasan selektif pada ketinggian 60-65 cm dari tanah.
Keuntungan: pekerjaan mudah dilakukan; kerangka
perdu sudah terbentu sejak awal; tingkat kesalahan mending lebih kecil
Kelemahan: sebagian tanaman terbuang akibat
centering; pada tahap awal penyiangan agak sulit; tidak dapat menutup tanah
dengan cepat sehingga tidak dianjurkan pada dataran rendah.
Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)
Pemangkasan
Tujuan pemangkasan pada tanaman teh: mengusahakan
pertumbuhan/perkembangan tanaman teh tetap pada fase vegetatif; mengusakan agar
perdu (bidang petik) tetap rendah sehingga pemetikan dapat dilakukan dengan
mudah; membentuk bidang petik (frame) seluas mungkin; merangsang petumbuhan
tunas-tunas baru sehingga mampu menghasilkan pucuk sebanyak mungkin; mempermuda
dan memperbaiki bentuk frame; membuang cabang-cabang yang tidak dikehendaki
yang menghambat pertumbuhan tunas baru; membantu mengurangi biaya pengendalian
hama dan penyakit; mengatur fluktuasi produksi harian pada masa flush dan masa
kemarau (untuk perkebunan).
Jenis
pangkasan
(1) Pangkasan indung
adalah pangkasan pertama pada bahan tanaman asal
biji berupa stum pada ketinggian 10-20 cm dari permukaan tanah yang dilakukan 2
minggu sebelum bibit dipindahkan ke lapangan.
(2) Pangkasan bentuk
adalah pangkasan yang dilakukan pada tanaman muda
umur 1,5-2,5 tahun pada ketinggian 30-40 cm dari permukaan tanah dengan maksud
membentuk frame yang melebar dan berbentuk baik.
(3) Pangkasan kepris
adalah pangkasan dengan bidang pangkas rata seperti
meja pada ketinggian 60-70 cm dari permukaan tanah, tanpa melakukan
pembersihan/pembuangan ranting.
(4) Pangkasan bersih
adalah pangkasan yang dilakukan pada ketinggian
45-60 cm pada kondisi tanaman yang sehat, dengan bidang pangkas yang rata dan
bagian tengah agak rendah (ngamangkok) serta membuang semua ranting kecil
berukuran kurang dari 1 cm.
(5) Pangkasan ajir/jambul
adalah pangkasan bersih dengan meninggalkan dua
cabang yang berdaun disisi perdu (ajir/jambul) dengan jumlah daun 50-100 lembar,
biasanya dilakukan pada tanaman muda asal setek atau pangkasan dimusim kemarau
di dataran rendah, pembuangan jambul dilakukan menjelang dijendang.
(6) Pangkasan tengah bersih
adalah pangkasan yang dilakukan pada ketinggian
45-65 cm, dengan membuang ranting-ranting kecil yang kurang dari 1 cm yang
berada di tengah perdu.
(7) Pangkasan dalam
adalah pangkasan pada ketinggian 40 cm dengan
maksud memperbaiki atau memperbaharui frame yang kurang baik.
(8) Pangkasan leher akar
adalah pangkasan yang dilakukan pada ketinggian 10
cm (pada leher akar) dengan maksud memperbaiki frame yang rusak, biasanya dalam
pelaksanaan rejuvinasi atau replanting.
Waktu
pemangkasan
Waktu yang tepat untuk melakukan pemangkasan
dipengaruhinoleh beberapa faktor diantaranya kondisi tanaman (khususnya
kandungan pati di akar), iklim dan tinggi temapt dari permukaan laut. Saat pemangkasan yang tepat yaitu jika
produksi rata-rata sudah di bawah produksi rata-rata satu daur pangkas Di P. Jawa pemangkasan umumnya
dilakukan pada bulan Februari-Mei dan September-Novembar.
Daur pangkas
Daur (siklus/giliran) pangkas adalah jangka waktu
antara pemangkasan yang terdahulu dengan pemangkasan berikutnya. Pemangkasan dilakukan apabila bidang
petik sudah terlalu tinggi (> 125 cm) sehingga sulit dijangkau oleh pemetik. Kenaikan bidang petik setiap tahun
berkisar antara 10-15 cm tergantung kepada beberapa faktor antara lain:
kecepatan pertumbuhan, sistem petik, dan tinggi tempat dari permukaan laut. Panjang pendeknya daur pangkas
dipengaruhi oleh:
(a) Tinggi
tempat dari permukaan laut.
Makin tinggi tempat dari permukaan laut,
pertumbuhan tanaman makin lambat sehingga daur pangkas makin panjang: daerah
rendah (< 800 m) daur pangkas 2-3 tahun; daerah sedang (800-1200 m) daur pangkas 3-4
tahun; daerah tinggi (> 1200 m) daur pangkas 4-5 tahun.
(b) Sistem petik
Petikan berat dengan daur petik pendek menyebabkan
kenaikan bidang petik lebih lambat dibandingkan dengan petikan ringan dengan
daur petik panjang, sehingga daur pangkas menjadi panjang.
(c) Kesuburan tanah dan pengelolaan tanaman
Makin subur tanah dan makin baik pengelolaan suatu
kebun, pertumbuhan tanaman semakin cepat.
(d) Tinggi pangkasan sebelumnya
Makin tinggi pangkasan yang dilakukan, makin pendek
daur pangkas berikutnya.
Cara
pemangkasan
Cara pemangkasan dilakukan sebagai berikut: cabang/ranting
yang besarnya lebih kecil dari ibu jari (< 2 cm) dipangkas dengan
menggunakan gaet, sedangkan yang lebih besar dipangkas dengan menggunakan
gergaji; batang/ranting/cabang yang telah dipotong tidak boleh pecah atau
rusak; untuk menentukan tinggi pangkasan digunakan alat pengukur tinggi
pangkasan; luka pangkas pada batang/cabang/ranting harus rata membentuk sudut
45o menghadap ke dalam perdu; bidang pangkas harus sejajar dengan
permukaan tanah; pemangkasan dilakukan dari kedua sisi perdu sesuai dengan
barisan tanaman; untuk satu blok hendaknya dipangkas pada bulan yang sama; sisa
pangkasan ditutupkan pada perdu selama 3-5 hari untuk mengurangi sengatan
matahari.
Gosok lumut
Agar tidak mengganggu pertumbuhan tunas maka lumut
dan tanaman paku-pakuan yang tumbuh pada cabang perdu perlu dibersihkan. Pembersihan lumut dilakukan satu
minggu setelah pemangkasan dengan menggunakan sapu.
Pemupukan
Pemupukan
adalah upaya memberikan unsur hara ke dalam tanah dalam jumlah yang cukup
sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Pemupukan harus dilakukan tepat dosis,
tepat cara, tepat waktu, dan tepat jenis. Dosis pemupukan untuk TBM (kg/ha/th,
diaplikasikan 5-6 kali) adalah sbb:
Kadar bahan organik topsoil
|
Umur
|
Andisol/regosil
|
Latosol/Podsolik
|
||||||
N
|
P2O5
|
K2O
|
MgO
|
N
|
P2O5
|
K2O
|
MgO
|
||
< 5%
|
1 tahun
|
100
|
60
|
40
|
-
|
100
|
50
|
50
|
-
|
2 tahun
|
150
|
60
|
40
|
20
|
150
|
75
|
75
|
40
|
|
3 tahun
|
200
|
75
|
50
|
30
|
175
|
75
|
75
|
40
|
|
5-8%
|
1 tahun
|
80
|
50
|
30
|
-
|
80
|
40
|
40
|
-
|
2 tahun
|
120
|
50
|
30
|
20
|
120
|
60
|
60
|
30
|
|
3 tahun
|
150
|
60
|
50
|
30
|
160
|
60
|
60
|
30
|
|
> 8%
|
1 tahun
|
70
|
50
|
20
|
-
|
70
|
30
|
30
|
-
|
2 tahun
|
100
|
50
|
30
|
20
|
110
|
50
|
50
|
25
|
|
3 tahun
|
130
|
60
|
40
|
20
|
140
|
50
|
50
|
25
|
Dosis
pemupukan untuk TM (kg/ha/th) dengan target produksi 2000 kg teh
kering/ha/tahun adalah sbb:
Hara
|
Dosis optimal
|
Jenis pupuk
|
Aplikasi/tahun
|
N
|
250-350
|
Urea, ZA
|
3-4 kali
|
P2O5
|
60-120 (andisol/regosol)
|
TSP, SP36
|
1-2 kali
|
15-40 (latosiol/podsolik)
|
TSP, SP36
|
1-2 kali
|
|
K2O
|
60-180
|
MOP, ZK
|
2-3 kali
|
MgO
|
30-75
|
Kieserit
|
2-3 kali
|
ZnO
|
5-10
|
Sengsulfat
|
7-10ali
|
Waktu pemupukan yang baik adalah pada kondisi curah
hujan antara 60-120 mm/minggu. Pupuk diletakkan pada daerah perakaran pada
jarak 30-40 cm dari perdu pada kedalaman 10-15 cm. Pupuk diletakan pada rorak
(untuk tanah miring), garitan keliling (pada TBM) atau ditabur (pada tanah
datar/landai atau kebun yang sudah menutup).
Upaya meningkatkan efisiensi pupuk dilakukan dengan: memperbesar daya
sangga tanah dengan cara meningkatkan bahan organik, penutup tanah dengan
mulasa, serta pencegahan erosi; memperbesar perlindungan tanaman dengan cara
menanam pohon pelindung.
Artikel selanjutnya Klik disini
Artikel selanjutnya Klik disini