Sabtu, 30 Agustus 2014

Jenis Teh dan Manfaatnya

Teh merupakan minuman penyegar yang sangat disukai oleh hampir seluruh penduduk dunia dan sudah dijadikan minuman sehari-hari Selain sebagai minuman penyegar, teh telah lama diyakini memiliki banyak khasiat bagi kesehatan tubuh.

Teh dihasilkan dari pengolahan pucuk daun teh (Camellia sinensis). Tanaman ini tumbuh subur di daerah subtropik dan tropik dengan menuntut cukup sinar matahari dan hujan sepanjang tahun. Tanaman teh yang tumbuh di Indonesia sebagian besar merupakan varietas Asamica yang berasal dari India. Teh jenis ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk olahan pangan/minuman fungsional. 
Daun teh yang baru dipetik mengandung air 75 % dari berat daun dan sisanya berupa padatan dan terdiri dari bahan bahan organik dan anorganik.  Bahan organik yang penting dalam pengolahan antara lain polifenol, karbohidrat dan turunannya, ikatan nitrogen, pigmen, enzim dan vitamin. Menurut Bambang (1994), bahan-bahan kimia dalam daun teh dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yaitu:
a)      Substansi fenol : tanin / katekin, flavanol
b)      Sustansi bukan fenol : resin, vitamin, serta substansi mineral
c)       Substansi aromatis : fraksi karboksilat, fenolat, karbonil, netral bebas karbonil (sebagian besar terdiri atas alkohol).
d)      Enzim : Invertase, amilase, _-glukosidase, oximetilase, protease, dan peroksidase.
Keempat kelompok tersebut bersama-sama mendukung terjadinya sifat-sifat yang baik pada teh. Jadi apabila pengendalian selama proses pengolahan dapat dilakukan dengan tepat, , maka akan diperoleh produk yang bermutu tinggi.
Senyawa-senyawa yang terkandung dalam daun teh ternyata juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Tanin (katekin) mengurangi munculnya kanker dan tumor, menurunkan kadar kolesterol darah, tekanan darah tinggi dan kadar gula dalam darah, membunuh bakteri dan virus influenza, dan melawan bakteri penyebab plak. Kafein memiliki aktivitas antioksidan dan mengurangi kelelahan, efek deuretiknya sedang. Vitamin C membantu mengurangi stress, melawan influenza dan sebagai antioksidan. Polifenol memiliki efek astringent, membunuh bakteri disentri, difteri dan kolera. Flavanoid menguatkan pembuluh darah, mencegah holitosis.
Perbedaan kelompok dan penamaan teh dilakukan berdasarkan cara pemrosesan teh tersebut sebelum dan setelah dipetik dari pohon. Zat-zat yang terdapat dalam teh sangat mudah teroksidasi. Bila daun teh terkena sinar matahari, maka proses oksidasi pun terjadi. Adapun jenis teh yang umumnya dikenal dalam masyarakat adalah teh hijau, teh Oolong (misalnya teh Jawa Oolung/Ulung), teh hitam dan teh putih. Di Indonesia terdapat satu jenis teh lain yang sangat populer yakni teh melati (teh wangi).
Teh Putih (White Tea)
Merupakan jenis teh yang tidak mengalami proses fermentasi. Pada saat proses pengeringan dan penguapan juga dilakukan sangat singkat. Teh Putih diambil hanya dari daun teh pilihan yang dipetik dan dipanen sebelum benar-benar mekar. Disebut teh putih karena ketika dipetik kuncup daunnya masih ditutupi seperti rambut putih yang halus. Teh putih kurang dikenal, tapi tak membuatnya kurang sehat, karena diproduksi lebih sedikit, harganya juga lebih mahal. Karena proses yang lebih singkat ini kandungan katekin pada teh putih adalah yang tertinggi untuk menangkal radikal bebas lebih ampuh dibanding teh lainnya serta berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh. Teh putih terkenal sebagai dewa dewinya teh karena diambil dari kuncup daun terbaik dari setiap pohonnya.
Teh putih, khususnya ekstrak teh putih terbukti mampu memperlambat pertumbuhan bakteri yang menyebabkan infeksi Staphylococcus, infeksi Streptococcus, pneumonia, dan karies gigi, serta meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh.
Teh Hijau ( Green Tea )
Teh jenis ini banyak dikonsumsi masyarakat China dan Jepang. Teh hijau adalah jenis teh yang juga tidak mengalami proses fermentasi akan tetapi mengalami proses pengeringan dan penguapan daun yang sedikit lebih lama dibandingkan teh putih.  Semua jenis teh mengandung katekin, akan tetapi saat ini teh hijau lebih populer karena kandungan katekinya lebih tinggi dibandingkan dengan teh hitam.  Kandungan EGCG (epigalokatekin galat), senyawa bioaktif dalam teh hijau yang lebih tinggi dari jenis teh yang lain, membuat rasa teh menjadi pahit dan sepat. Manfaat EGCG adalah mempercepat oksidasi lemak jahat sehingga tidak menyumbat pembuluh darah. Secara tidak langsung teh hijau efektif mencegah hipertensi dan penyakit jantung koroner.
Antioksidan poliferol dalam teh hijau juga lebih tinggi dibandingkan jenis teh yang lain. Hal ini terlihat dari warna kekuningan air yang diseduh dengan teh hijau. Tingginya poliferol dalam teh hijau mampu menangkal radikal bebas yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuh, mencegah berbagai penyakit dan penuaan dini. Oleh karena itu, teh hijau dipercaya sebagai salah satu resep kecantikan.
Teh Oolong ( Oolong Tea )
Disebut sebagai teh semi fermentasi. Nama oolong diambil dari sebuah nama pria Cina yakni Wu Long atau Oolong. Pria ini menemukan teh oolong secara tidak sengaja ketika daun teh yang dipetiknya ditinggalkan demi mengejar seekor kijang. Ketika kembali, teh itu telah terfermentasi. Legenda lain menyebutkan bahwa oolong dalam bahasa Cina berarti naga hitam, karena daunnya mirip naga hitam kecil yang tiba-tiba terbangun ketika diseduh. 
Seperti halnya teh yang lain, teh oolong juga mempunyai khasiat sehat yang dapat membantu kinerja pencernaan, mengobati sakit kepala. Bahkan pada penelitian modern terhadap teh oolong menunjukkan bahwa teh ini efektif mengontrol kadar kolesterol dan membantu menurunkan kadar gula.
Teh Hitam ( Black Tea )
Teh hitam atau sering juga dikenal dengan nama teh merah adalah daun teh yang mengalami proses fermentasi paling lama sehingga warnanya sangat pekat dan aromanya paling kuat. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat di dunia (khususnya oleh bangsa Inggris). Teh Hitam lebih dipercaya memberikan banyak manfaat seperti meningkatkan konsentrasi dan mencegah kantuk.
Secara kimia, perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan kandungan komposisi senyawa polyfenol. Pada proses pengolahan teh hitam, dan teh Oolong, sebagian katekin berubah menjadi theaflavin, thearubigin, dan theanaphtoquinone. Sejumlah penelitian menyatakan bahwa theaflavin lebih potensial dari pada katekin, Theaflavin hanya terdapat dalam teh hitam atau teh yang telah mengalami oksimatis. Indonesia sendiri saat ini tercatat sebagai produsen teh terbanyak nomor lima di dunia. Namun teh hitam Indonesia berdasarkan penelitian, mengandung theaflavin yang lebih tinggi dibandingkan Jepang maupun China. Dengan demikian, jika kita meminum teh hitam asli Indonesia, kecenderungan mencegah penyakit jantung koroner semakin tinggi.
Teh Melati (Jasmine Tea)

Teh melati atau disebut juga teh wangi, sangat populer di Indonesia, yaitu Teh Hijau yang dicampur dengan bunga melati dan bunga gambir sehingga menimbulkan aroma melati atau wangi yang khas. Menurut hasil riset bahwa Teh Melati dapat bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol dan meyegarkan badan.