Teh
merupakan minuman penyegar yang sangat disukai oleh hampir seluruh penduduk
dunia dan sudah dijadikan minuman sehari-hari Selain sebagai minuman penyegar, teh telah lama
diyakini memiliki banyak khasiat bagi kesehatan tubuh.
Teh dihasilkan dari pengolahan pucuk daun teh (Camellia sinensis). Tanaman ini tumbuh subur di daerah subtropik dan tropik dengan menuntut cukup sinar matahari dan hujan sepanjang tahun. Tanaman teh yang tumbuh di Indonesia sebagian besar merupakan varietas Asamica yang berasal dari India. Teh jenis ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk olahan pangan/minuman fungsional.
Teh dihasilkan dari pengolahan pucuk daun teh (Camellia sinensis). Tanaman ini tumbuh subur di daerah subtropik dan tropik dengan menuntut cukup sinar matahari dan hujan sepanjang tahun. Tanaman teh yang tumbuh di Indonesia sebagian besar merupakan varietas Asamica yang berasal dari India. Teh jenis ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk olahan pangan/minuman fungsional.
Daun
teh yang baru dipetik mengandung air 75 % dari berat daun dan sisanya berupa
padatan dan terdiri dari bahan bahan organik dan anorganik. Bahan organik yang penting dalam pengolahan
antara lain polifenol, karbohidrat dan turunannya, ikatan nitrogen, pigmen,
enzim dan vitamin. Menurut Bambang (1994), bahan-bahan
kimia dalam daun teh dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yaitu:
a) Substansi
fenol : tanin / katekin, flavanol
b) Sustansi
bukan fenol : resin, vitamin, serta substansi mineral
c) Substansi
aromatis : fraksi karboksilat, fenolat, karbonil, netral bebas karbonil
(sebagian besar terdiri atas alkohol).
d) Enzim
: Invertase, amilase, _-glukosidase, oximetilase, protease, dan peroksidase.
Keempat kelompok tersebut bersama-sama
mendukung terjadinya sifat-sifat yang baik pada teh. Jadi apabila pengendalian
selama proses pengolahan dapat dilakukan dengan tepat, , maka akan diperoleh produk yang bermutu
tinggi.
Senyawa-senyawa yang
terkandung dalam daun teh ternyata juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Tanin (katekin) mengurangi munculnya
kanker dan tumor, menurunkan kadar kolesterol darah, tekanan darah tinggi dan
kadar gula dalam darah, membunuh bakteri dan virus influenza, dan melawan
bakteri penyebab plak. Kafein memiliki aktivitas antioksidan dan mengurangi
kelelahan, efek deuretiknya sedang. Vitamin C membantu mengurangi stress,
melawan influenza dan sebagai antioksidan. Polifenol memiliki efek astringent,
membunuh bakteri disentri, difteri dan kolera. Flavanoid menguatkan pembuluh
darah, mencegah holitosis.
Perbedaan
kelompok dan penamaan teh dilakukan berdasarkan cara pemrosesan teh tersebut
sebelum dan setelah dipetik dari pohon. Zat-zat yang terdapat dalam teh sangat
mudah teroksidasi. Bila daun teh terkena sinar matahari, maka proses oksidasi
pun terjadi. Adapun jenis teh yang umumnya dikenal dalam masyarakat adalah teh
hijau, teh Oolong (misalnya teh Jawa Oolung/Ulung), teh hitam dan teh
putih. Di Indonesia
terdapat satu jenis teh lain yang sangat populer yakni teh melati (teh wangi).
Teh Putih (White Tea)
Merupakan
jenis teh yang tidak mengalami proses fermentasi. Pada saat proses
pengeringan dan penguapan juga dilakukan sangat singkat. Teh Putih diambil
hanya dari daun teh pilihan yang dipetik dan dipanen sebelum benar-benar
mekar. Disebut teh putih karena ketika dipetik kuncup daunnya masih
ditutupi seperti rambut putih yang halus. Teh putih kurang dikenal, tapi tak
membuatnya kurang sehat, karena diproduksi lebih sedikit, harganya juga lebih
mahal. Karena proses yang lebih singkat ini kandungan katekin pada teh
putih adalah yang tertinggi untuk menangkal radikal bebas lebih ampuh dibanding
teh lainnya serta berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh. Teh putih terkenal
sebagai dewa dewinya teh karena diambil dari kuncup daun terbaik dari setiap
pohonnya.
Teh
putih, khususnya ekstrak teh putih terbukti mampu memperlambat pertumbuhan
bakteri yang menyebabkan infeksi Staphylococcus, infeksi Streptococcus,
pneumonia, dan karies gigi, serta meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh.
Teh Hijau ( Green Tea )
Teh
jenis ini banyak dikonsumsi masyarakat China dan Jepang. Teh hijau adalah jenis
teh yang juga tidak mengalami proses fermentasi akan tetapi mengalami proses
pengeringan dan penguapan daun yang sedikit lebih lama dibandingkan teh
putih. Semua jenis teh mengandung katekin, akan tetapi saat ini teh hijau
lebih populer karena kandungan katekinya lebih tinggi dibandingkan dengan teh
hitam. Kandungan EGCG (epigalokatekin
galat), senyawa bioaktif dalam teh hijau yang lebih tinggi dari jenis
teh yang lain, membuat rasa teh menjadi pahit dan sepat. Manfaat EGCG adalah
mempercepat oksidasi lemak jahat sehingga tidak menyumbat pembuluh darah.
Secara tidak langsung teh hijau efektif mencegah hipertensi dan penyakit
jantung koroner.
Antioksidan
poliferol dalam teh hijau juga lebih tinggi dibandingkan jenis teh yang lain.
Hal ini terlihat dari warna kekuningan air yang diseduh dengan teh hijau.
Tingginya poliferol dalam teh hijau mampu menangkal radikal bebas yang menyebabkan
penurunan daya tahan tubuh, mencegah berbagai penyakit dan penuaan dini. Oleh
karena itu, teh hijau dipercaya sebagai salah satu resep kecantikan.
Teh Oolong ( Oolong Tea )
Disebut
sebagai teh semi fermentasi. Nama oolong diambil dari sebuah nama pria Cina
yakni Wu Long atau Oolong. Pria ini menemukan teh oolong secara tidak sengaja
ketika daun teh yang dipetiknya ditinggalkan demi mengejar seekor kijang.
Ketika kembali, teh itu telah terfermentasi. Legenda lain menyebutkan bahwa
oolong dalam bahasa Cina berarti naga hitam, karena daunnya mirip naga hitam
kecil yang tiba-tiba terbangun ketika diseduh.
Seperti
halnya teh yang lain, teh oolong juga mempunyai khasiat sehat yang dapat
membantu kinerja pencernaan, mengobati sakit kepala. Bahkan pada penelitian
modern terhadap teh oolong menunjukkan bahwa teh ini efektif mengontrol kadar
kolesterol dan membantu menurunkan kadar gula.
Teh Hitam ( Black Tea )
Teh hitam atau sering juga dikenal
dengan nama teh merah
adalah daun teh yang mengalami proses fermentasi paling lama sehingga warnanya
sangat pekat dan aromanya paling kuat. Teh hitam merupakan jenis teh yang
paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat di dunia (khususnya oleh bangsa
Inggris). Teh Hitam lebih dipercaya memberikan banyak manfaat seperti meningkatkan
konsentrasi dan mencegah kantuk.
Secara
kimia, perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan kandungan komposisi
senyawa polyfenol. Pada proses pengolahan teh hitam, dan teh Oolong, sebagian
katekin berubah menjadi theaflavin, thearubigin, dan theanaphtoquinone.
Sejumlah penelitian menyatakan bahwa theaflavin lebih potensial dari pada
katekin, Theaflavin hanya terdapat dalam teh hitam atau teh yang telah
mengalami oksimatis. Indonesia sendiri saat ini tercatat sebagai produsen teh
terbanyak nomor lima di dunia. Namun teh hitam Indonesia berdasarkan
penelitian, mengandung theaflavin yang lebih tinggi dibandingkan Jepang maupun
China. Dengan demikian, jika kita meminum teh hitam asli Indonesia,
kecenderungan mencegah penyakit jantung koroner semakin tinggi.
Teh Melati (Jasmine Tea)
Teh
melati atau disebut juga teh wangi, sangat populer di Indonesia, yaitu Teh
Hijau yang dicampur dengan bunga melati dan bunga gambir sehingga menimbulkan
aroma melati atau wangi yang khas. Menurut hasil riset bahwa Teh Melati dapat
bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol dan meyegarkan badan.